KOPI JEPARA DARI KAWASAN PEGUNUNGAN MURIA JEPARA |
KOPI JEPARA DARI KAWASAN PEGUNUNGAN MURIA JEPARA
Jepara termasuk kabupaten di Jawa Tengah yang sebagian
wilayahnya berada di lereng pegunungan tepatnya di lereng gunung muria, yang
mana daerah tersebut sebagian besar lahannya dimanfaatkan sebagai lahan tanaman
kopi yang hasilnya biasa disebut kopi jepara
atau kopi muria jepara. Gunung muria sendiri merupakan kelompok gunung
api sekunder yang sudah tidak aktif. Disamping batu batuan vulkanik yang tidak
mudah lapuk, batuan induk tanah di lereng muria juga terdiri atas kapur dengan
agregat pasir dan debu vulkanik ynag subur, kaya kalsium, magnesium dan besi.
Oleh sebab itu, kopi jepara memiliki mutu yang tinggi, karena ketersediaan
unsur hara dan mineral dan kualitasnya juga tidak kalah dari kopi kopi lain di
jawa tengah.
KOPI JEPARA DAN PELUANG PASAR
Peluang komoditas kopi jepara untuk memasuki pasar kopi baik
domestik maupun internasional masih terbuka lebar, karena kopi jepara memiliki
karakter yang khas terutama dari segi citarasanya. Dengan terbukanya peluang
pasar tersebut, pengembangan potensi komoditas kopi di beberapa sentral
produksi perlu dilakukan guna meningkatkan kuantitas produsi dan mutu kopi
sebagai langkah membidik pasar potensial. Tanaman kopi sebagai komoditas
unggulan perkebunan di Jepara, juga dapat menyediakan lapangan kerja dan
peningkatan pendapatan petani, sehingga menjadikannya sebagai komoditas
perkebunan yang memiliki peran penting dalam perekonomian rakyat di Kabupaten
Jepara. Kabupaten Jepara juga menjadi salah satu sentral kopi dan sasaram
program pengembangandi Jawa Tengah.
POTENSI KOPI JEPARA
Sebagai daerah yang di dukung dengan agroklimat dan
kesesuaian lahan, jepara memiliki potensi untuk mengembangkan kopi dengan aroma
dan citarasa khas yang mampu menjadi brand
image sesuai dengan indikasi geografisnya. Di Jepara juga masih tersedian
lahan untuk perluasan areal tanaman kopi, baik Robusta dan Arabika di kawan
lerneg gunung muria. Dari sudut persaingan pasar, brand iamge ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen.
Saat ini kopi jepara tidak hanya berupa biji kering ( ose / green bean ),
tetapi juga sudah berupa biji sangrai ( roasted bean ) maupun berupa bubuk
kopi. Berkembangnya beragam produk kopi Jepara sejalan dengan meningkatnya
aktivitas usaha agribisnis kopi sejak dari usaha budidaya, panen, pasca panen
dan pengolahan hasil.
Karakteristik citarasa kopi Jepara dapat di deskripsikan
sebagai berikut :
-
Fragrance chocolatey
-
Aroma chocolate
-
Body sedang
-
Full balanced
Luas areal pertanaman kopi rakyat di Jepara sekitar 2.429,08
hektar. Produksi kopi rakyat Jepara mencapai 919,012 ton, dengan produktifitas
554 kg / hektar. Daerah penghasil kopi tersebar di beberapa kecamatan, yaitu
sebagai berikut :
Tabel 1. Luas tanaman dan produksi kopi robusta di kabupaten
jepara
No
|
Kecamatan
|
Luas tanaman
(Ha)
|
Luas tanaman menhasilkan (Ha)
|
Produksi
(Ton)
|
1
|
Mayong
|
52,85
|
27,36
|
10,81
|
2
|
Nalumsari
|
51,77
|
22,71
|
6,81
|
3
|
Batealit
|
85,59
|
81,93
|
33,43
|
4
|
Kedung
|
5,50
|
5,50
|
1,65
|
5
|
Tahunan
|
10,96
|
4,70
|
1,25
|
6
|
Pencangaan
|
1,40
|
1,00
|
0,50
|
7
|
Pakis Aji
|
156,76
|
71,77
|
31,22
|
8
|
Bangsri
|
202,90
|
160,50
|
65,16
|
9
|
Kembang
|
548,44
|
345,00
|
58,70
|
10
|
Keling
|
1.308,91
|
933,66
|
606,88
|
Total
|
2.425,08
|
1.654,13
|
916,41
|
Tabel 2. Luas tanaman dan produsi kopi Arabika di Kabupaten
Jepara menurut kecamatan
No
|
Kecamatan
|
Luas tanaman
(Ha)
|
Luas tanaman menhasilkan (Ha)
|
Produksi
(Ton)
|
1
|
Keling
|
14,00
|
6,5
|
2,60
|
Total
|
14,00
|
6,5
|
2,60
|
Tabel 1. Dan tabel 2. Menunjukkan bahwa Kecamatan Keling dan
Kecamatan Kembang merupakan sentral tanaman kopi rakyat yang paling luas
diantra kecamatan lainnya. Selain kopi Robusta, 3 tahun terakhir juga sudah
mulai berkembang kopi arabika di Desa Tempur pada lahan dengan ketinggian di
atas 1000 mdpl dan sebagian tanaman kopi seluas 6,5 hektar sudah mulai
berproduksi
Sumber : leflet Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian
Kabupaten Jepara